www.smartlink.biz.id, JAKARTA — Kecerdasan Buatan (AI) memiliki potensi besar untuk mengatasi berbagai kesenjangan yang dihadapi sistem pendidikan global.
Menurut laporan dari World Economic Forum (WEF) pada hari Sabtu, tanggal 17 Mei 2025, kecerdasan buatan bisa menghubungkan kesenjangan dalam bidang teknologi dan keuangan, sekaligus merancang metode belajar yang lebih individualistik.
Guru-guru dari seluruh penjuru dunia juga sudah mulai menerapkan kecerdasan buatan, melalui beragam program percobaan yang berhasil serta implementasi besar-besaran yang sedang dilakukan.
Laura Frigenti, CEO dari Global Partnership for Education, menggambarkan keadaan yang memprihatinkan terkini dalam bidang pendidikan.
Kira-kira 220 juta anak tak mengenyam pendidikan formal sekarang. Hampir tujuh dari sepuluh siswa di negera-negera berkembangan lambat, menjelang tingkat keempat sekolah dasar, belum bisa memahami satu baris teks yang mudah atau menyusun sebuah paragraf sederhana.
Dia menambahkan bahwa para pelajar pun tak belajar kemampuan yang bisa membantu mereka dalam perpindahan suksessful ke dunia pekerjaan.
Untuk menjawab tantangan itu, laporan WEF yang berjudul "Membentuk Masa Depan Belajar: Peran AI dalam Pendidikan 4.0" mendiskusikan cara AI bisa membantu sistem pendidikan menutup kesenjangannya.
Laporan ini menyoroti potensi teknologi AI untuk mendukung guru dengan mengotomatiskan tugas-tugas administratif, sehingga memungkinkan mereka mendedikasikan lebih banyak waktu untuk berinteraksi langsung dengan siswa.
Perkembangan cepat teknologi kecerdasan buatan sudah mendorong guru-guru untuk menggunakan hal ini dalam rangka membekali murid-murid mereka agar siap menyongsong masa depan.
Berikut ini adalah kelima contoh dari laporan WEF yang menggambarkan pengaruh baik AI terhadap hasil belajar di bidang pendidikan:
1. Buku Pelajaran yang Didukung oleh Kecerdasan Buatan di Korea Selatan
Mulai 2025, Kementerian Pendidikan Korea Selatan merencanakan untuk mengenalkan buku pelajaran digital yang didasari oleh teknologi AI ke sekolah dasar dan menengah.
Tindakan ini dimaksudkan untuk menangani ketimpangan dalam bidang pendidikan, keterkaitan dengan lembaga pendidikan berbayar, serta suasana persaingan di sektor pendidikan yang tinggi.
AI akan dimanfaatkan untuk menghasilkan kesempatan pembelajaran yang disesuaikan dengan individu, membolehkan para murid untuk mengejar pendidikannya pada ritme masing-masing.
2. Pendidikan Khusus di Uni Emirat Arab (UEA)
Kementerian Pendidikan UEA mengembangkan suatu program dengan tujuan untuk memperbaiki prestasi belajar para pelajar serta kemampuan berfikir kritis dengan menggunakan metode pendidikan individual yang didukung oleh teknologi kecerdasan buatan.
Aide pengajar akan menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan keperluan dan metode belajar masing-masing murid, mengatur evaluasi terus menerus, serta memberikan masukan yang spesifik. Program uji coba sudah membuktikan kenaikan capaian belajar hingga 10 persen.
UNICEF AI ...
UNICEF
3. Pendidikan yang Lebih Inklusif Melalui Kecerdasan Buatan (UNICEF):
AI turut memainkan peran signifikan dalam mengoptimalkan ketersediaan pendidikan bagi semua orang. UNICEF Saat ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan buku pelajaran digital yang menjangkau peserta didik dengan berbagai kebutuhan, termasuk sekitar 240 juta anak difabel di seluruh dunia.
Fasilitas seperti video tanda bahasa, keterlibatan penggunaan interaktif, penjelasan suara, serta konversi teks-menjadi-suara akan memungkinkan bahan tersebut untuk disesuaikan.
Deemah Al Yahya, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Digital, menyatakan bahwa akses offline sangat diperlukan karena terdapat sekitar 2,7% penduduk global yang belum tersambung ke jaringan internet.
4. Mentor AI di Afrika Barat (Kabakoo Academies):
Sebuah perusahaan rintisan dalam bidang teknologi pendidikan di Mali, yakni Kabakoo Academies, mengimplementasikan kecerdasan buatan (AI) guna memperbaiki kemampuan generasi muda di daerah tersebut yang memiliki peluang pekerjaan formal yang sangat terbatas.
Mereka menghadirkan sebuah aplikasi dengan fitur mentor virtual berbasis kecerdasan buatan (AI) yang siap membantu kapan saja, yaitu 24 jam dalam seminggu penuh. Fitur-fiturnya mencakup penyampaian bimbingan, pengadaan sumber belajar, serta memberikan masukan individualis. Studi tentang program tersebut mendokumentasikan pertambahan laba siswa hingga 44 persen hanya dalam waktu enam bulan pasca kelulusannya.
5. Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis di Brasil (Letrus):
Proyek Letrus di Brazil bertujuan memperbaiki angka kemampuan membaca di sekolah dasar hingga menengah melalui dukungan teknologi kecerdasan buatan, terutama fokus pada mengurangi jurang prestasi antara pelajar dari keluarga tidak mampu dan yang berada.
Mari kita berikan umpan balik langsung kepada para pelajar serta laporan perkembangan untuk guru, dan hal ini sudah terbukti sangat efektif dalam meningkatkan prestasi siswa pada tes penulisan di negara bagian Espirito Santo.